Menimbang Orang Nomor Dua

Bursa calon Gubernur Aceh semakin marak belakangan ini. Namun, bursa untuk posisi calon wakil gubernur ternyata masih sepi. Sejauh ini, hanya TA Khalid yang sudah dipastikan menjadi pendamping Cagub Muzakir Muzakir Manaf alias Mualem. Sementara kandidat gubernur lain, masih belum menentukan Cawagub yang akan mendampinginya.


Bahkan, kebanyakan figur yang kabarnya akan dilamar menjadi calon orang nomor dua, malah belum berpikir ke arah itu. Umumnya, mereka masih berpikir sebagai calon gubernur. Tidak peduli dari partai yang besar atau partai kecil dan bahkan perorangan. Para tokoh yang sudah muncul itu, saling mempersiapkan diri untuk menjadi orang nomor satu di Aceh.

Selain Cagub kuat seperti Mualem, Irwandi Yusuf, Tarmizi Karim dan Zaini Abdullah, juga bertebaran tokoh lain yang kini memproklamirkan diri sebagi Cagub Aceh periode 2017-2022. Sebut saja Ketua DPD Golkar Aceh TM Nurlif, politisi PAN Ahmad Farhan Hamid, dan mantan Gubernur Aceh Abdullah Puteh. Hingga kini mereka masih mengincar kursi Aceh-1 pada Pilkada yang akan berlangsung tahun depan.

Meski begitu, setelah Mualem mengumumkan calon wakil yang akan mendampinginya, calon wakil bagi kandidat lain juga sudah mulai mengerucut pada nama tertentu. Cawagub yang mendampingi Irwandi Yusuf, misalnya, hampir bisa dipastikan akan ditempati Ketua DPD Partai Demokrat Aceh Nova Iriansyah. Itu pun, jika benar Demokrat menjadi gerbong koalisi partai-partai pengusung Cagub Irwandi nantinya.

Sementara Cagub Zaini Abdullah, kemungkinan besar akan menggaet Nasaruddin (Bupati Aceh Tengah dua periode) sebagai Cawagub yang akan mendampinginya. Nama lain yang santer dibicarakan sebagai pendamping kandidat incumbent yang maju lewat jalur independen ini, yakni Hasnuddin Darjo (Kepala Dinas Pendidikan Aceh sekarang). Sedangkan Cawagub bagi Tarmizi Karim sejauh ini masih mengambang. Calon pendamping mantan Plt Gubernur Aceh ini sangat bergantung pada koalisi partai politik yang akan mengusungnya.

Terlepas dari bursa pasangan Cagub/Cawagub yang akan dideklarasikan nantinya, kita berharap Pilkada 2017 berhasil membuka era baru. Era baru yang benar-benar demokratis dan menghasilkan kepemimpinan Aceh yang terbaik. Apalagi dalam Pilkada serentak nanti, kita di Aceh juga memilih 20 pasangan kepala daerah di tingkat kabupaten/kota. Karena itu, Pilkada 2017 harus berlangsung dalam aturan permainan yang fair. Aturan main yang menjamin kebebasan setiap warga negara bebas memilih pasangan kandidat secara jelas, tanpa ketakutan.

Para pasangan kandidat beserta tim suksesnya, kita imbau hendaklah bersaing secara fair pula, sehingga Pilkada 2017 di Aceh benar-benar akan menjadi pesta demokrasi. Dalam kampanye, sampaikan program yang hendak dilaksanakan, tidak usah mencaci-maki, sehingga tidak membuat rakyat atau pengikut masing-masing kandidat berkelahi.

Bagi kandidat yang kalah, sampaikan salam kepada yang menang. Selanjutnya pasangan yang kalahpun harus mendukung pasangan terpilih agar sukses menjalankan tugas dan kewajibannya selaku kepala daerah. Harapan kita, melalui Pilkada 2017, semoga Aceh berhasil menemukan pasangan pemimpin terbaik untuk lima tahun ke depan. Tidak saja untuk kepemimpinan di level propinsi, tapi juga di tingkat kabupaten/kota.[]