Cara Menulis Feature



Apa itu feature? Tentu kebanyakan kita sudah tahu bentuk tulisan yang satu ini. Biasanya, feature didefinisikan sebagai artikel kreatif, kadang-kadang subyektif, yang utamanya dimaksudkan untuk membuat pembaca senang. Tulisan jenis ini memberi informasi lebih kepada pembaca tentang suatu kejadian dan keadaan atau suatu aspek kehidupan dalam masyarakat.

Lalu bagaimana cara menulisnya? Untuk penulisan feature, kita harus menggunakan teknik “berkisah”. Karena itu, penulis feature adalah orang yang pandai meramu dan mempermainkan kata-kata.


Elemen terpenting dalam penulisan feature adalah deskripsi dan narasi. Dalam tulisan feature kita harus bisa mendeskripsikan isi cerita dengan gambaran kuat agar masuk ke pikiran pembaca.

Setiap peristiwa dan keadaan lokasi kejadian harus kita deskripsikan secara detil dengan ilustrasi yang memukau pembaca. Sebagai contoh, untuk menyebutkan “saat menemui narasumber sudah malam”, kita bisa mengubah pernyataan tersebut menjadi sebuah paragraf hidup seperti ini:

Saat itu, malam baru saja menderas. Waktu magrib belum sampai setengah jam berlalu. KoranBireuen mencoba mendekati wanita berusia sekitar 30-an tahun itu. Berkali-kali diajak bicara, dia tak menggubrisnya. Setelah sejumlah jurus basa-basi dikeluarkan, akhirnya wanita itu mau melayani pembicaraan.

Konsep penulisan semacam ini disebut juga ‘Show-Not-Tell’. Dengan konsep ini, maka paragraf yang terbentuk akan mengalir secara alami, kuat dan hidup.  

Tulisan feature biasanya tidak menganut struktur piramida terbalik dan unsur 5W+1H sebagaimana penulisan stainght news. BACA PIRAMIDA TERBALIK DAN RUMUS 5W+1H. Namun, penulisan feature menggunakan teknik lead, isi dan ending atau penutup. 

Kalau dalam penulisan stainght news, lead berisi informasi yang sangat penting dan penutup berisi informasi yang tidak penting. Sementara dalam feature, lead dan penutup berisi informasi yang sama pentingnya. Di lead dan penutup biasanya terdapat bagian tulisan yang menggoda, sindirian dan kesimpulan. 

Karena itu, jika harus ada pemotongan dalam tulisan feature, tentu prosesnya tidak semudah memangkas tulisan stainght news  yang bisa kita buang bagian akhir tulisan. Untuk memotong tulisan feature, hanya bisa dilakukan dengan membuang deskripsi di bagian tengah yang dinilai tidak terlalu penting.

Semua bagian dalam tulisan feature boleh dikatakan penting. Namun, lead tetap saja yang terpenting. Sebab, hanya feature dengan lead yang bagus dan menarik yang mampu menggugah orang untuk membaca tulisan tersebut hingga tuntas. Lead yang tidak menarik akan kehilangan daya pikat sebuah tulisan feature.

Bila lead sudah menarik, maka di paragraf-paragraf berikutnya kita harus menata kronologis cerita secara berurutan. Untuk memudahkan pembaca mencerna tulisan kita, gunakanlah kalimat-kalimat sederhana dan pendek.

Di bagian akhir, tulisan feature biasanya menggunakan ending atau penutup yang berisi kesimpulan atau pesan penting yang ingin disampaikan dalam tulisan tersebut. Ada empat jenis ending yang dapat digunakan dalam penulisan feature, yaitu:

Climax Ending
Penutup jenis ini paling sering digunakan dalam tulisan feature di taboid-tabloid mingguan. Ini merupakan sebuah penyelesaian yang jelas, setelah penyusunan cerita sebelumnya sebagai kronologis. Biasanya ending ini ditulis dengan satu kata: “Semoga.” 

Resume Ending
Penutup ini dilakukan penulis dengan merangkum kembali bagian cerita yang lepas agar mengacu kembali ke lead (intor awal). Kemudian ditutup dengan sebuah kalimat yang menggelitik atau sebuah kalimat tanya.

Hornet Ending
Penutup jenis ini merupakan suatu kejutan bagi pembaca. Penulis membuat kesimpulan yang tidak terduga-duga, sehingga membuat pembaca terkejut.

Out Ending
Penutup ini tanpa penyelesaian. Biasanya out ending merupakan taktik penulis untuk mengajak pembaca membuat kesimpulan sendiri dengan perenungan sendiri. Penutup semacam ini sering kita temui pada ending film-film Hollywood.(*)