Bersiaplah menyaksikan berbagai kejutan yang muncul
menyongsong Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Aceh 2017. Walau perhelatan pesta
demokrasi itu masih dua tahun lagi, tapi para elite politik kita sudah mulai
‘membersihkan’ jalan menuju ke arah itu.
Bukan hanya di level propinsi, suhu politik di tingkat
kabupaten/kota juga sudah mulai memanas. Bahkan, di beberapa daerah sudah
muncul nama-nama kandidat yang akan maju sebagai calon bupati/walikota pada
Pilkada mendatang.
Di Bireuen, misalnya. Pembicaraan masyarakat di
warung-warung kopi dan jambo jaga
sudah mengarah pada isu politik yang berkaitan dengan suksesi pemilihan kepala
daerah. Ini dikarenakan para elite politik di kabupaten pecahan Aceh Utara itu
sudah mulai memperlihatkan trah politiknya masing-masing.
Beberapa tokoh, tanpa memperhatikan kapasitas diri,
kini sudah terang-terangan mengaku akan maju sebagai bakal calon Bupati Bireuen
periode 2017-2022. Tentu saja, Bupati Bireuen Ruslan M Daud juga mulai memberi
sinyal untuk kembali naik tahta sebagai bupati periode mendatang.
Dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan Bupati Ruslan
belakangan ini, seakan tidak terlepas dari nuansa politik. Mulai kegiatan
gotong royong massal, safari ramadhan pada bulan puasa lalu, hingga penyaluran
ZIS yang terkumpul di Baitul Mal pun sarat dengan nuansa politik pencitraan.
Untuk kegiatan safari ramadhan lalu, terdapat perbedaan
mencolok dibandingkan kegiatan serupa pada ramadhan-ramadhan sebelumnya. Sepanjang
ramdhan kali ini tidak pernah melibatkan Wakil Bupati Bireuen Mukhtar Abda
dalam kegiatan itu. Bisa jadi, hal ini untuk mempersempit akses Wabup dengan
masyarakat karena diprediksi Mukhtar akan menjadi rival Ruslan pada Pilkada
mendatang.
Tidak sebatas itu, hembusan isu keretakan hubungan
Ruslan dan Mukhtar belakangan ini juga semikin tak terbendung. Bahkan, sebagian
tokoh Bireuen menilai, keretakan pasangan ‘Harusmuda’ itu sudah mengganggu roda
pemerintahan yang mereka pimpin.
Entah karena masyarakatnya terlalu kritis atau memang
Bupati Ruslan terlalu populis di mata masyarkat. Pastinya, apapun kegiatan
Bupati Bireuen selalu menjadi sorotan publik. Kini, beberapa kalangan di
Bireuen mulai mencium aroma politik ‘bersih-bersih’ yang dimainkan Bupati
Ruslan menyongsong Pilkada 2017. Mulai timbul kesan adanya upaya Ruslan
menyingkirkan orang-orang terdekat Wabup Mukhtar dari jabatan strategis. Tidak
saja pejabat struktural di pemerintahan, tapi juga para pejabat yang menempati jabatan
strategis di lembaga vertikal.
Indikasi ini setidaknya terlihat ketika Bupati Ruslan berupaya
keras menarik Drs Agussalim dari jabatannya sebagai Kepala Badan Narkotika
Nasional (BNN) Kabupaten Bireuen untuk dikembalikan sebagai pejabat di
pemerintahan daerah. Upaya itu berhasil dimainkan Ruslan dengan menempatkan
Irfan sebagai Kepala BNNK Bireuen. Meski begitu, Agussalim yang disebut-sebut
dekat dengan Wabup Mukhtar tetap memilih tidak kembali sebagai pegawai daerah
dan bertahan sebagai staf di lembaga yang telah dipimpinnya selama dua tahun
lebih itu.
Terakhir, Bupati Ruslan kembali berupaya menarik Mukhtaruddin
SH MH dari jabatannya sebagi Ketua KIP Bireuen untuk dikembalikan sebagai
pegawai daerah. Bahkan, dalam gelombang mutasi besar-besaran pekan lalu,
Mukhtarruddin hendak dilantik sebagai pejabat eselon IV di RSU Fauziah Bireuen
meski belum ada surat pemberhentian dirinya dari keanggotaan KIP.
Kali ini upaya Ruslan memang belum membuahkan hasil
karena Mukhtaruddin tidak menghadiri acara pelantikannya untuk jabatan baru
tersebut. Namun, bisa dipastikan perjuangan Bupati Ruslan untuk menyingkirkan
Mukhtarudin yang disebut-sebut orang dekat Wabup Mukhtar ini masih teru
berlanjut. Masih akan ada episide-episode berikutnya yang dilakonkan Ruslan. Inikah
strategi Ruslan untuk memuluskan langkahnya kembali bertahta di Meuligo
Bireuen? Entahlah![]