Menyambut Lebaran

Tanpa terasa, kita sudah berada di penghujung Ramadhan 1437 Hijriyah. Selama bulan suci ini, kita mendapati fenomena yang tidak terdapat di bulan-bulan selainnya. Tak ayal, bila kedatangan Ramdhan selalu menjadi dambaan dan kepergiannya meninggalkan kesan mendalam bagi kita semua.


Tak kalah istimewanya, bulan suci ini semakin mempererat kebersamaan kita sesama Muslim. Secara bersama-sama, kita melaksanakan puasa Ramadhan dengan menahan diri dari rasa lapar dan dahaga serta dorongan hawa nafsu, sejak terbit fajar hingga matahari terbenam. Malam-malamnya kita isi dengan salat tarawih dan berbagai ibadah lainnya, yang semuanya kita laksanakan semata-mata dengan mengharapkan ridha Allah swt.

Momentun Ramadhan kali ini juga menjadi ajang mempererat tali silaturrahmi dan kebersamaan bagi kami keluarga besar Pikiran Merdeka. Selain melaksanakan ibadah secara bersama-sama, di penghujung Ramadhan, kami menggelar buka puasa bersama yang dihadiri seluruh kru Pikiran Merdeka. Mulai jajaran pimpinan, redaktur, wartawan, tenaga administrasi hingga tenaga marketing dan sirkulasi beserta keluarga masing-masing yang berdomisili di Banda Aceh. Acara ini kami laksanakan, Kamis pekan lalu, sebelum menerbitkan edisi terakhir bulan suci yang ada di tangan Anda ini.

Doa kita, semoga di akhir Ramadhan kali ini, di saat Idul Fitri nanti, kita bisa kembali menjadi manusia yang fitrah. Kualitas kita disucikan kembali dan bahkan ditingkatkan, sehingga kita bisa lebih banyak mengamalkan Islam sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia.

Harapan kita, semoga semua yang kita lakukan selama Ramadhan, berlapar-lapar dan berdahaga serta menahan diri dari nafsu dan hal-hal yang harus kita lakukan selama berpuasa, bisa berkelanjutan di bulan-bulan lainnya. Kita harus mampu menahan diri di tengah kehidupan yang dipenuhi nafsu materi, perebutan kekuasaan dan jabatan yang terkadang menghalalkan segala cara.

Setelah menunaikan puasa dengan baik dan khusyuk sebulan penuh dan kemudian membayar kewajiban zakat fitrah, semoga kita menjadi manusia yang lebih baik. Dalam suasana hari raya nanti, kita harus tetap berada pada makna kesucian Idul Fitri. Jangan sampai kita terjebak pada kegembiraan yang mengesankan pemborosan, karena masih banyak saudara kita yang mungkin tidak seberuntung kita.

Dalam merayakan hari kemenangan itu, sepatutnya kita gunakan untuk meningkatkan rasa solidaritas, rasa kesetiakawanan, sebagaimana tercermin dalam kebersamaan kita saat melaksanakan salat ied. Juga penting dalam kerangka meningkatkan disiplin, terutama dalam konteks menjaga dan merawat perdamaian Aceh secara bersama-sama.

Alhamdulillah, meski diselingi kegiatan politik, hingga pengujung puasa tahun ini, suasana Aceh terasa lebih sejuk. Semoga ketenangan serupa juga tercipta saat kita merayakan Idul Fitri. Tidak kalah pentingnya, dalam suasana kegembiraan itu, kita tetap waspada dan berhati-hati terhadap berbagai kemungkinan, seperti tindak kriminalitas dan gangguan keamanan lainnya. Akhirnya, selamat Idul Fitri. Minal 'aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin.[]