Mewujudkan Fairness di Pilkada 2017

Pilkada 2017 sudah di depan mata. Tahapan demi tahapan sedang berlangsung di KIP Aceh dan KIP kabupaten/kota. Tidak sampai setengah tahun lagi, Aceh dan 20 kabupaten/kota di Aceh akan berganti kepemimpinan. Selama proses itu, kita sangat ingin menyaksikan perebutan kekuasaan dengan seni, etika, dan tingkat kecerdasan yang tinggi.


Dalam Pilkada kali ini, kita mengharapkan harga diri para kandidat beserta pendukungnya, termasuk partai politik, dipertaruhkan secara transparan. Semua mempertontonkan permainan yang fair dalam berdemokrasi. Bukan sebaliknya, menjadikan panggung politik sebagai arena gladiator yang saling bunuh.

Sudah bukan zamannya lagi meraih simpati publik dengan cara saling memfitnah, menjegal, dan membunuh lawan melalui character assassination. Masyarakat Aceh sudah muak dengan pola-pola seperti itu. Cara-cara lama tersebut sudah kadaluwarsa, tidak layak lagi diterapkan dalam permainan politik yang genuine.

Rakyat ingin menyaksikan panggung politik Aceh sebagai seni tertinggi untuk mewujudkan kebaikan bersama di masa mendatang, terutama dalam proses peralihan tampuk kekuasaan. Layaknya pertandingan sepakbola yang cantik dan berkualitas, rakyat menginginkan terciptanya ‘fairness’ dalam Pilkada Aceh kali ini. Sebuah pesta demokrasi yang benar-benar sportif dan berkeadilan.

Pertanyaannya, mampukah kita mewujudkan hal itu? Tentu bisa, jika sejak awal para kandidat beserta tim suksesnya memiliki semangat yang sama dalam mewujudkan Pilkada damai di bumi Aceh. Apalagi jika persaingan antar kandidat dimaknai sebagai kewajiban memenuhi hak rakyat dan pengabdian kepada bangsa, tentu proses demokrasi yang sesungguhnya akan bisa kita wujudkan.

Di sisi lain, para PNS dan TNI/Polri juga harus benar-benar netral sebagai abdi negara. Mereka tidak boleh menggunakan kekuatan sistem birokrasi pemerintahan untuk memihak salah satu kandidat, karena akan merusak upaya menciptakan fairness dalam pesta demokrasi yang kita laksanakan ini.

KIP atau penyelenggara Pilkada, dengan didukung sistem yang jujur dan adil, diharapkan menjadi penyelenggara bermartabat. Mereka harus mandiri, tidak berpihak, punya integritas, selalu transparan, berorientasi pada pelayanan prima, dan profesional dalam bertugas.

Selebihnya, para kandidat kita harapkan bisa menunjukkan keteladanan, kemuliaan, kearifan, kepemimpinan, kewibawaan, kenegarawanan, kepandaian, kesabaran, dan sifat-sifat plus lainnya. Bukan kandidat yang justru menciptakan benih-benih perpecahan antar sesama rakyat Aceh.

Bila semua unsur tersebut terpenuhi, maka upaya mewujudkan fairness dalam Pilkada Aceh 2017 bukanlah hal yang mustahil. Bukan mustahil pula, kita akan menemukan pemimpin terbaik bagi Aceh untuk lima tahun ke depan.[]