ALHAMDULILLAH, Pikiran Merdeka terbit kembali versi
cetak. Edisi perdana dalam format tabloid mingguan ini tentu menjadi edisi
perkenalan kami sebagai media lokal di Aceh yang pernah terbit versi koran
harian.
Setelah vakum sekian lama, kami merasa sudah saatnya
hadir kembali di tengah-tengah masyarakat sebagai media penyuara aspirasi
rakyat Aceh. Walau dalam bentuk tabloid mingguan, kami berupaya memposisikan
diri sebagai media alternatif yang bisa diterima oleh semua kalangan di Aceh.
Media yang lahir dari rahim imajinasi anak-anak Aceh ini
akan menawarkan sesuatu yang lain bagi kebaikan Aceh nanti. Sesuatu yang baru,
yang mampu membawa perubahan sekaligus mengembalikan harkat dan martabat kita sebagai
bangsa yang beradab.
Kehadiran kami semoga berarti bagi bangsa dan negeri ini,
terutama bagi Anda pembaca kami. Dengan kehadiran kembali Pikiran Merdeka versi
cetak, setidaknya warga Aceh bisa lebih bijak mengambil kesimpulan dalam
menyikapi isu-isu yang berkembang di daerah ini. Mungkin saja kami atau media
lain yang nanti membuat distorsi, maka pembaca bisa memilih yang lebih baik. Tentu
tidak selamanya kami yang terbaik, tetapi kami tetap anak-anak Aceh yang ingin
memperbaiki bangsa dan negeri ini.
Semoga dalam perjalanan nanti, nafas kami tidak
tersendat lagi seperti saat tampil dengan format koran harian dulu. Kami selalu
berharap, takdir baik mau mengiringi perjalanan media ini. Paling tidak, kami bisa
segera hadir dalam bentuk koran harian yang bisa selalu menemani hari-hari
Anda.
Selama proses penerbitan kembali Pikiran Merdeka, kami
terus berupaya memperbaiki sikap dan moral sendiri sebelum tampil di
tengah-tengah pembaca. Kami juga tidak akan sungkan-sungkan meminta maaf bila
dalam perjalanan nanti kami berbuat salah atau kesilapan. Ini sangat memungkin
terjadi, karena semua awak media ini adalah anak-anak muda yang memiliki
semangat menggebu-gebu dalam menyuarakan aspirasi rakyat Aceh.
Soal nama Pikiran Merdeka, melalui salam perkenalan ini
kami menegaskan, nama itu semata-mata untuk saling mengingatkan kita betapa
berartinya kebebasan berpikir dalam kehidupan kita sehari-hari. “Aku berpikir,
maka aku ada,” kata Rene Descartes, filosof Perancis. Al Quran juga
berkali-kali mengingatkan kita untuk berpikir dan berpikir. Salah satunya,
afala ta’ qilun (apakah engkau tidak berfikir)?
Kita memang harus selalu berpikir sebagai bukti bahwa kita
ada dan hidup. Tanpa berpikir, berarti kita tiada. Sayangnya, cara berpikir dan
cara kita bersikap selama ini masih terbelenggu, terutama oleh kekuatan
politik, kekuasaan, dan uang. Selama ini kita masih merasakan hanya bebas
secara badaniah, tetapi secara pikiran kita masih terpenjara. Ini pula yang
menjadi alasan utama lahirnya Pikiran Merdeka.
Dalam kontek membangun Aceh yang lebih baik, misalnya. Kita
dituntut untuk tidak lagi berpikir terkotak-kotak dengan kepentingan yang
sempit. Sudah saatnya kita berpikir lepas dan jauh ke depan, demi kepentingan
Aceh yang lebih besar. Mari kita tanggalkan segala atribut yang berpotensi membawa
kita pada perpecahan. Jangan ada lagi yang mencoba menghalang-halangi kemajuan
Aceh. Perdamaian dan kedamaian yang telah kita raih harus menjadi gerbang menuju
era baru yang dapat memakmurkan Aceh.
Harapan kami, media ini mampu bersama-sama Anda memerdekakan
diri kita masing-masing. Bersama-sama membebaskan negeri ini dari belenggu
kemiskinan dan ketertinggalan, serta setia menjaga keutuhan negara kita dalam bingkai
NKRI. Melalui memomen HUT Kemerdekaan RI ke-70 ini, Pikiran Merdeka hadir
kembali di tangan Anda.[]