Perkenalan (Salam Pikiran Merdeka Edisi Perdana Versi Tabloid, 10 Agustus 2015)

ALHAMDULILLAH, Pikiran Merdeka terbit kembali versi cetak. Edisi perdana dalam format tabloid mingguan ini tentu menjadi edisi perkenalan kami sebagai media lokal di Aceh yang pernah terbit versi koran harian. 
  
Setelah vakum sekian lama, kami merasa sudah saatnya hadir kembali di tengah-tengah masyarakat sebagai media penyuara aspirasi rakyat Aceh. Walau dalam bentuk tabloid mingguan, kami berupaya memposisikan diri sebagai media alternatif yang bisa diterima oleh semua kalangan di Aceh.

Media yang lahir dari rahim imajinasi anak-anak Aceh ini akan menawarkan sesuatu yang lain bagi kebaikan Aceh nanti. Sesuatu yang baru, yang mampu membawa perubahan sekaligus mengembalikan harkat dan martabat kita sebagai bangsa yang beradab.

Kehadiran kami semoga berarti bagi bangsa dan negeri ini, terutama bagi Anda pembaca kami. Dengan kehadiran kembali Pikiran Merdeka versi cetak, setidaknya warga Aceh bisa lebih bijak mengambil kesimpulan dalam menyikapi isu-isu yang berkembang di daerah ini. Mungkin saja kami atau media lain yang nanti membuat distorsi, maka pembaca bisa memilih yang lebih baik. Tentu tidak selamanya kami yang terbaik, tetapi kami tetap anak-anak Aceh yang ingin memperbaiki bangsa dan negeri ini.

Semoga dalam perjalanan nanti, nafas kami tidak tersendat lagi seperti saat tampil dengan format koran harian dulu. Kami selalu berharap, takdir baik mau mengiringi perjalanan media ini. Paling tidak, kami bisa segera hadir dalam bentuk koran harian yang bisa selalu menemani hari-hari Anda.

Selama proses penerbitan kembali Pikiran Merdeka, kami terus berupaya memperbaiki sikap dan moral sendiri sebelum tampil di tengah-tengah pembaca. Kami juga tidak akan sungkan-sungkan meminta maaf bila dalam perjalanan nanti kami berbuat salah atau kesilapan. Ini sangat memungkin terjadi, karena semua awak media ini adalah anak-anak muda yang memiliki semangat menggebu-gebu dalam menyuarakan aspirasi rakyat Aceh.

Soal nama Pikiran Merdeka, melalui salam perkenalan ini kami menegaskan, nama itu semata-mata untuk saling mengingatkan kita betapa berartinya kebebasan berpikir dalam kehidupan kita sehari-hari. “Aku berpikir, maka aku ada,” kata Rene Descartes, filosof Perancis. Al Quran juga berkali-kali mengingatkan kita untuk berpikir dan berpikir. Salah satunya, afala ta’ qilun (apakah engkau tidak berfikir)?

Kita memang harus selalu berpikir sebagai bukti bahwa kita ada dan hidup. Tanpa berpikir, berarti kita tiada. Sayangnya, cara berpikir dan cara kita bersikap selama ini masih terbelenggu, terutama oleh kekuatan politik, kekuasaan, dan uang. Selama ini kita masih merasakan hanya bebas secara badaniah, tetapi secara pikiran kita masih terpenjara. Ini pula yang menjadi alasan utama lahirnya Pikiran Merdeka.

Dalam kontek membangun Aceh yang lebih baik, misalnya. Kita dituntut untuk tidak lagi berpikir terkotak-kotak dengan kepentingan yang sempit. Sudah saatnya kita berpikir lepas dan jauh ke depan, demi kepentingan Aceh yang lebih besar. Mari kita tanggalkan segala atribut yang berpotensi membawa kita pada perpecahan. Jangan ada lagi yang mencoba menghalang-halangi kemajuan Aceh. Perdamaian dan kedamaian yang telah kita raih harus menjadi gerbang menuju era baru yang dapat memakmurkan Aceh.

Harapan kami, media ini mampu bersama-sama Anda memerdekakan diri kita masing-masing. Bersama-sama membebaskan negeri ini dari belenggu kemiskinan dan ketertinggalan, serta setia menjaga keutuhan negara kita dalam bingkai NKRI. Melalui memomen HUT Kemerdekaan RI ke-70 ini, Pikiran Merdeka hadir kembali di tangan Anda.[]