Momentum (Kembali) ke Jalan yang Benar

Solidaritas, rasa menyatu, simpati, dan empati dari berbagai elemen masyarakat Indonesia, bahkan dunia, terus mengalir untuk Aceh. Gempa bumi yang melanda Pidie Jaya dan sekitarnya, Rabu lalu, mendapat perhatian serius masyarakat internasional. Sehingga, mau tidak mau, Presiden Jokowi bersama sejumlah petinggi negara pun harus meninjau langsung proses penanganan pascagempa berkekuatan 6,5 SR itu.


Musibah yang terjadi menjelang fajar itu telah menyisakan duka mendalam bagi kita semua. Betapa banyak saudara kita yang kehilangan anggota keluarganya, kehilangan tempat tinggal dan harta benda, serta tidak sedikit pula para korban yang menderita luka berat dan luka ringan.

Semua ini membutuhkan uluran tangan kita, terutama untuk meringankan beban mereka. Meski mendapat perhatian Pemerintah Pusat dan masyarakat internasional, kita tidak boleh hanya mengandalkan bantuan pihak luar. Kita di Aceh harus bahu-membahu membantu saudara kita yang tertimpa musibah di Kabupaten Pidie Jaya, Pidie, dan Bireuen.

Jangan seperti yang terlihat sebelumnya, jarang ada ketulusan di kalangan elit Aceh dalam membantu penanggulangan bencana. Saat bencana datang, umumnya hanya pintar bicara dampak sosial hingga dampak politik. Tujuannya denga mudah bisa ditebak, kalau bukan karena ingin popularitas, ya memburu proyek-proyek tanggap darurat yang lahir dari bencana itu.

Perilaku semacam itu harus ditingggalkan, terutama oleh mereka yang tengah gencar mencari simpati publik meghadapi Pilkada 2017. Jangan memanfaatkan musibah ini sebagai momentum pencitraan diri atau kelompok untuk kepentingan politik. Ingat, musibah yang melanda Pidie Jaya dan sekitarnya itu adalah cobaan bagi kita semua. Allah sedang menguji kita.

Sebagaimana firman Allah, yang artinya, “Dan Kami uji mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).” (Al-A’raf 168)

Bagi para korban dan keluarganya, ini adalah cobaan kesabaran dan ketabahan atas musibah yang menimpanya. Sementara bagi kita yang terhindar dari bencana, ini adalah cobaan untuk membantu mereka dengan penuh keikhlasan.

Bencana tersebut sekaligus peringatan bagi kita semua, agar lebih meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt, serta berbuat baik terhadap sesama. Bila selama ini agak melenceng dari jalan-Nya, maka dengan peringatan ini, hati kita tergugah untuk kembali kepada kebenaran.

Boleh jadi juga, musibah ini merupakan sebagian azab yang Allah timpakan atas dosa-dosa yang kita lakukan selama ini. Allah berfirman, yang artinya, “Dan pasti Kami timpakan kepada mereka sebagian siksa yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat); agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (As-Sajdah 21)

Akhirnya, kita berharap, semoga bencana yang mendera Aceh kali ini semakin meneguhkan hati kita pada jalan kebenaran. Mari menata hidup dengan kebaikan dan amal saleh, agar musibah yang Allah timpakan benar-benar menjadi penghapus dosa kita.[]