Demi Aceh, Akhiri Kegaduhan!

Kegaduhan politik terkait Pilkada 2017 sebentar lagi akan kita tinggalkan. Hasilnya pun telah diketahui bersama, baik untuk provinsi maupun 20 kabupaten/kota di Aceh yang akan berganti kepala daerah untuk periode 2017-2022.
  

Sayangnya, dalam menyikapinya hasil Pilkada, sebagian kita masih saling tuduh, saling curiga, dan saling memfitnah. Ini pula sebenarnya yang membuat kita sulit keluar dari persoalan masa lalu dan menjadikan Aceh jauh tertinggal dari daerah lain di Indonesia.

Meski begitu, kita tetap bersyukur, seluruh tahapan Pilkada bisa terlewati dengan lancar dan damai. Hanya sedikit gangguan oleh orang-orang yang tidak bisa menerima kenyataan bahwa setiap orang Aceh berhak jadi pemimpin. Bagi mereka, jangankan antar kelompok, antara sesama saudara pun saling curiga-mencurigai, sama-sama ingin menang sendiri.

Semoga saja masyarakat Aceh tidak terpengaruh dengan sikap segelintir orang yang masih saja membuat kegaduhan terkait hasil Pilkada. Terkesan sekali, mereka lebih mementingkan kepentingan pribadi dan kelompoknya, ketimbang kepentingan Aceh yang lebih baik.

Kita tidak boleh terjebak isu-isu murahan yang mereka hembuskan. Kalaupun menanggapinya, satu hal yang tidak boleh luntur dalam diri kita adalah semangat merawat dan menjaga perdamaian yang telah terwujud ini. Saat ini, walau keadilan masih di batas angan-angan, namun perdamaian telah memberi jalan bagi Aceh untuk berbenah dan berkembang sebagaimana yang diharapkan para pendahulu kita.

Bukankah kita tidak ingin kembali ke masa lalu? Masa di saat pembangunan fisik dan jiwa justru mundur ke belakang. Makanya, jangan lagi memperkeruh suasana Aceh. Terimalah hasil suksesi pemilihan kepala daerah ini sesuai dengan ketetapan penyelenggara Pemilu. Ingat, siapapun yang terpilih dalam Pilkada kali ini, adalah orang Aceh juga yang tentunya memiliki keinginan kuat untuk membangun daerah dan menyejahterakan rakyatnya.

Sebagai rakyat, tugas kita adalah mendorong pemimpin terpilih ini agar bekerja dengan baik saat sudah memimpin nanti. Aceh baru bisa maju bila masyarakat dan pemerintah sejalan dalam membangun daerah ini dari keterpurukan masa lalu. Semoga, semua harapan kita selama ini bisa dipenuhi oleh kepala daerah yang terpilih dalam Pilkada kali ini.

Harapan-harapan itu, antara lain, jika dulu rakyat sulit menciptakan atau mengembangkan usahanya, maka pemimpin Aceh yang baru bisa mengarahkan dan membantunya menjadi kemudahan. Jika sebelum ini sektor pendidikan dikelola asal-asalan, maka ke depan harus lebih serius agar mudah memajukan Aceh di bidang keilmuan, teknologi, dan kebudayaan.

Kita juga perlu mengingatkan pemimpin baru, bahwa berbagai sektor perlu dibenahi terus-menerus, terutama untuk sektor ekonomi dan hukum yang selama ini sarat ketimpangan. Harapan di sektor ekonomi, tentu tidak mungkin kita selamanya mengandalkan bantuan pusat, sementara produktivitas kita selama ini sungguh tidak bisa diandalkan.

Sektor ini harus mendapat perhatian serius. Karena inilah jaminan bagi keberlanjutan proses damai di Aceh. Tidak mungkin orang lapar bisa sabar dan tidak gelap mata. Begitu juga sektor hukum, ini perlu ditegakkan tanpa pandang bulu. Bila hukum masih tebang pilih, tentu akan sulit pula kita berbenah di sektor-sektor lainnya.

Harapan kita, para kepala daerah yang terpilih dalam Pilkada 2017 mampu berpikir jernih dan ikhlas bagi masa depan Aceh yang lebih baik. Kita punya tanggung jawab bersama untuk memajukan daerah ini dan menyeyahterakan seluruh rakyat Aceh.[]