Rabu pekan lalu, kita telah memilih kepala pemerintahan
Aceh dan 20 kabupaten/kota di Aceh. Meski belum ada data resmi perolehan suara,
tapi sebagiannya sudah ada gambaran siapa yang terpilih dalam Pilkada kali ini.
Setidaknya, prediksi calon gubernur dan wakil gubernur
terpilih sudah mengerucut berdasarkan perolehan suara terbanyak versi form C-1
yang dipublis website resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU). Data masuk hingga Sabtu
siang mencapai 66,4 persen atau 6.335 TPS dari 9.592 TPS di seluruh Aceh. Pasangan
Irwandi Yusuf-Nova Iriansyah menempati urutan teratas dengan perolehan suara 39,33
persen. Disusul pasangan Muzakir Manaf-TA Khalid di urutan kedua dengan
perolehan 30,75 persen, dan pasangan Tarmizi Karim-Machsalmina Ali di posisi
tiga dengan perolehan 15,81 persen suara. Sementara tiga pasangan lainnya
berada jauh di bawah mereka.
Jika persentase ini tidak terjadi perbedaan signifikan
dengan hasil perekapan manual Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh nantinya, maka
dapat dipastikan pasangan Irwandi-Nova menjadi pemimpin Aceh periode 2017-2022.
Bagi Irwandi dan timnya, inilah hikmah dari persiapan
matang setelah gagal mempertahankan tahta kepemimpinan pada Pilkada 2012. Ini
pula salah satu hikmah dari program populis semacam Jaminan Kesehatan Aceh
(JKA) yang diluncurkan Irwandi di masa kepemimpinannya periode 2007-2012.
Kita berharap, proses ini tidak sia-sia dan
dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pemimpin Aceh yang juga berlatar GAM ini.
Kita berharap, ke depan pasangan Irwandi-Nova bisa bekerja sesuai janjinya saat
kampanye lalu. Setidaknya, bisa memenuhi sebagian besar harapan rakyat Aceh.
Kepercayaan rakyat yang mereka emban tidak boleh
disia-siakan. Mereka dituntut menjalankan pola baru dalam proses kerja dan
mekanisme birokrasi di Aceh. Pola baru itu termasuk mampu memenuhi harapan,
berpikir sepenuhnya bagi pembangunan di Aceh, berpikir efisiensi dan tepat
sasaran, serta berpikir bahwa mereka pilihan rakyat yang mengemban tugas maha
berat.
Kepada pemimpin Aceh terpilih, kita berharap tidak
silau dan terjebak dalam pola lama dengan kehormatan semu. Kehormatan
sebenarnya adalah ketika susah dan senang selalu bersama rakyat. Pandai mencari
hati rakyat dan selalu berbaur dengan rakyat yang telah mengantar mereka
menjadi kepala daerah.
Kita tentu saja sangat berharap pada mereka yang
terpilih melalui proses Pilkada yang luar biasa bagi Aceh ini. Meski Irwandi bukan
orang baru di lingkungan birokrasi pemerintahan, tapi ia tetap saja berasal
dari rakyat yang tentunya mengerti betul apa yang diinginkan rakyat.
Karena itu, ciptakanlah Aceh yang maju dan makmur
dengan penuh keikhlasan. Jangan pula melupakan janji dan asal, karena pemimpin
terpilih dalam Pilkada ini benar-benar berasal dari bawah dan dipilih langsung
oleh rakyat. Kelolalah pemerintahan dengan baik dan bersih. Tunjukkan kemampuan
dengan sekuat tenaga untuk memberi kontribusi bagi perdamaian dan pembangunan
Aceh berkelanjutan.
Bila gagal dan Aceh justru terbawa ke zaman serba susah,
maka habislah kita bersama semangat perjuangan yang ternyata hanya omong kosong
belaka. Kita benar-benar berharap kali ini, Aceh bisa lebih baik di tangan
Irwandi-Nova.
Akhirnya, meski belum sah, selamat bagi kepala daerah
terpilih periode 2017-2022. Di tangan Anda masa depan Aceh dipertaruhkan.[]