Tentukan Pilihan Berdasarkan Hati Nurani

Rabu, 15 Februari 2017 adalah hari bersejarah besar untuk Aceh. Sama bersejarahnya dengan 26 Desember 2004 tsunami atau 15 Agustus 2005 MoU Helsinki. Kali ini, kita masuk bilik suara untuk menentukan nasib kita dan Aceh selama lima tahun ke depan.


Kita bersama-sama memilih pasangan pemimpin Aceh dan pemimpin 20 kabupaten/kota di Aceh dengan rasa optimis yang besar. Walau sulit dalam menentukan pilihan, tetap saja harus kita pilih satu pasangan di antara sejumlah pasangan calon yang tertera di kertas suara.

Selama proses demokrasi ini, perjalanan perdamaian Aceh terus terbatuk-batuk. Berbagai insiden terkait Pilkada hampir setiap hari menyapa kita. Letusan senjata api pun sempat terdengar, serta gangguan keamanan lain yang nyaris mencederai pesta demokrasi itu sendiri. 

Semua telah terjadi. Alhamdulillah, Rabu ini kita telah sampai pada tahap akhir suksesi pemilihan kepala daerah di Aceh. Semoga ini menjadi awal dari kebangkitan Aceh menuju era baru yang lebih maju dan bermartabat.

Lupakan pertikaian sesama kita selama ini. Ke depan, makin banyak urusan lain yang harus segera diselesaikan. Mulai perekonomian rakyat yang masih terjepit hingga permasalahan di berbagai aspek berbangsa dan bernegara yang perlu dicarikan solusi terbaik. Harapan kita pada orang yang kita pilih kali ini, semoga ia benar-benar mampu membawa Aceh keluar dari multi-krisis yang mendera Aceh selama ini.

Untuk membenahi Aceh, inilah kesempatan itu. Pilihlah orang yang paling baik di antara mereka. Jangan membohongi diri sendiri dalam memilih. Lupakan semua pemberian dan persahabatan yang bersyarat itu. Pemberian mereka terlalu kecil dibandingkan dengan masa depan Aceh yang suram bila kita salah pilih dalam sekejap ini.

Mari kita berkhidmad, merenungkan siapa yang terbaik di antara nama yang tertera di kertas suara. Berhati-hatilah teungku dan umi. Berhati-hatilah bapak dan ibu, berhati-hatilah tuan dan puan. Coblosan Anda kali ini, yang cuma sejap, amat besar akibatnya.

Bila kita semua memilih orang yang menurut nurani kita paling bijaksana dan tepat menentukan kebijakan di Aceh, tentu akan menang orang yang tepat. Dan, itu menjadi sebuah kemenangan rakyat. Tiada ada yang lebih baik kita lakukan selain memilih orang yang paling bisa memperjuangkan nasib Aceh.

Beberapa detik di bilik TPS adalah detik-detik paling mendebarkan bagi kita. Bagi rakyat yang memiliki hak pilih, tentukanlah pilihan Anda dengan ukuran moral dan kemampuan memimpin orang yang Anda pilih. Bagi para kontestan yang terpilih nantinya, diharapkan dapat memenuhi semua janjinya di masa kampanye. Sementara kepada kandidat yang kalah, kita harapkan berlapang dada. Karena, kalah dan menang adalah sesuatu yang lumrah dalam sebuah pertarungan. Harus ada keikhlasan atas apapun hasil dari konteslasi politik ini.[]